Pada dasarnya, setiap pelaku TI atau praktisi hacking itu sendiri mendefenisikan konsep ‘HACKING’ yang berbeda. Tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi perbedaan pendapat terhadap konsep yang di makhsud, namun cukup jadikan perbedaan pendapat sebagai sebuah kekayaan pemikiran.
Dalam perjalanan menuju pendewasaan, perubahan pola pikir dan kemampuan teknik, setiap manusia yang memasuki wilayah hacking akan melewati beberapa tingkatan.
1. Si Dungu
Saya rasa tidak berlebihan untuk menyebut masyarakat pada tingkatan ini dengan istilah dungu. Mereka hanya memiliki kemampuan teknis komputer yang rendah dan mengenal hacking dari surat kabar, bahwa hacker adalah seorang penjahat elektronik. Bahkan beberapa diantara mereka juga menulis di surat kabar dalam hal dan konsep yang sama.
2. Lamer
Lamer merupakan sebuah fenomenal awal remaja yang tertarik mempelajari hacking. Mereka mempunyai kemampuan komputer standar dan sedikit lebih banyak mendapat informasi. Mereka mencoba mencari petunjuk serangan praktis. Baik dari e-zine maupun melalui diskusi IRC (Chatting). Serangan dilakukan dengan trojan, sebuah remote administration tool yang memberikan akses terhadap mesin yang telah terinfeksi. Lamer juga melakukan benyak hal-hal tidak berguna, seperti tukar-menukar nomor kartu kredit, dan tukar-menukar password website porno komersial.
Hacker yang kompeten, atau remaja yang berhasil lolos dari ’seleksi alam’ akan melalui masa ini dengan begitu cepat memasuki wilayah penuh keingintahuan.
3. Wannabe
Wannabe hacker menganggap hacking lebih sebagai philosophy, atau seni kehidupan. Mereka mulai membaca teknik-teknik hacking dasar dan melakukan searching (pencarian) dokumen-dokumen hack yang lebih serius. Wannabe telah menunjukkan antusiasnya dalam hacking dan mulai meninggalkan dunia lamer yang penuh kebodohan.
4. Larva
Perjalanan penuh perjuangan menjadi kupu-kupu. Larva telah disibukkan dengan berbagai pertanyaan bagaimana benda-benda bekerja ? Bagaimana dunia bekerja. Larva adalah step terpenting dalam pembentukan jati diri hacker. Mereka menemukan cara untuk membuat eksploits sendiri. Mencoba melakukan penetrasi sistem tanpa melakukan pengerusakan, karena mereka tahu, pengerusakan system adalah cara termudah bagi mereka (sysadmin dan polisi) untuk menangkap jejak sang larva.
5. Hacker
Sebuah keindahan, naluri, karunia tuhan terhadap orang-orang yang berjuang. Akhirnya tingkatan tertinggi dari budaya digital telah dicapai. Sebuah dunia baru menanti. Dunia hacking !!
Sesunguhnya setiap orang tidak akan tau kapan pastinya ia menjadi hacker. Sama halnya dengan anda tidak pernah tau pasti kapan anda tertidur. Hal terpenting adalah terus belajar dan mengembangkan pengetahuan. Saat anda beristirahat sejenak dan mengenang kembali .. anda telah menjadi hacker.
Kemampuan spesial.
Hacker dalam tahap pendewasaannya akan mengalami spesialisasi skil/kemampuan. Mereka akan dikenal sebagai:
1. Wizard
Yaitu seseorang yang memiliki pengetahuan yang begitu banyak
terhadap subyek tertentu.
2. Guru
Seseorang yang tau apapun tehadap subyek tertentu. Mereka mengetahui fitur-fitur tak terdokumentasi. Trik-trik pengembangan, dan teknik-teknik mengalahkan keterbatasan – limit -
Hacker sejati
mengenal kebodohannya dan terus mengembangkan diri untuk mengatasi
semua kebodohannya. Dan dalam perjalanan itu alam mengadakan seleksi,
siapakah yang mampu bertahan
sumber :
http://coder.forumi.biz