Photobucket
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Tampilkan postingan dengan label DEMI NAMA CINTA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DEMI NAMA CINTA. Tampilkan semua postingan

Ruh Para Pencarimu

kebahagian yang terlahir
adalah hasrat yang terbuai angan
terbang diatas cakrawala
meniupkan nafas-nafas dunia

Hitammu adalah putihnya dunia
putihmu adalah Hitamnya Nestapa
terbelenggu dalam Neraka jahanam
menjerit dan melolong kesepian

bisik dan dengar
langkah demi langkah berlalu
entah proses evolusi
atau sebuah kenyataan teoritis
tentang adanya kehidupan

trilogy ini
adalah jalan menuju kenyataan
jalan yang hitam bagi sang pembenci
jalan yang lurus bagi yang tulus

andai bumi adalah nenek
pastilah langit anaknya angkasa
kamu,aku,dia,dan mereka
adalah serpihan dari sebuah cerita

siapa di balik susunan tatasurya
siapa di balik kubur mayat-mayat tak berdaya
siapa di balik semua bencana
siapa di balik ini semua

KAU Tuhan!
aku berteriak lantang
pedih,meringis memohon belas kasihmu
bukan karena aku takut
bukan karena aku cinta
tapi karena aku tercipta dari bagian
cerita hidupmu sendiri

Takbir -Takbir Cinta

Kisah yang terlahir
pasti disebut cinta
entah sebuah berita duka
atau sebuah bahagia sementara

jutaan kepala tertunduk sujud
atas nama cinta
bukan atas nama keabadian
syair-syair melantun dari para pujangga
ayat-ayat mu pun diatas namakan cinta

sebuah penyembahan suci
kepada berhala yang disebut cinta
mengalun doa-doa dari sang pencinta
demi pujaan si mata jiwa
mengukirkan gelora takbir-takbir
bagai disebuah rumah ibadah
tertunduh haru seperti keledai
yang mengaggungkan ketidakpastian


Ini sebuah potret kenyataan dunia
tak ada yang abadi selain maha cinta
tak perlu bertakbir-takbir Ria
sebagai bentuk pemujaan yang tak nyata

hilang dan dengarlah saudaraku
dengarlah rintihan kepedihan ini
singkirkan angkuhmu itu
lihatlah disana tanah kering tandus
melahirkan bayi-bayi mungil lucu
yang mati dari kebencian cinta

aku bukan malaikat cinta
bukan pula iblis yang setia mencintai tuannya
aku adalah darah
Darah yang mengalir dari sebuah tangisan
tangisan keabadian
yang tergores dari takbir-takbir cinta

Theorama

Saat ku membuka sebuah kisah tua
deraian air mata menusuk kosongnya hampa
tulisan dan goresan
menjadi satu hal yang tak terjamah
oleh nalar-nalar manusia biasa

menari pena diatas kertas kehidupan
melayang angan menembus nirwana jiwa
terobang-ambing dilautan tuhanku
mencari yang tak pernah ku temukan
hingga sampai saat ini

malam sepi adalah ibuku
pekat kegelapan adalah ayahku
lolongan serigala adalah sahabatku
akulah yang terlahir dari jiwa yang sepi
jiwa yang terlahir dari belas kasih tuhan


pagi ini adalah pagi yang kemarin
dan tuhanku ini adalah tuhan-tuhan mu
sebelum dan sesudah kita tercipta
dengarlah Damailah dalam tidur panjang
sedamai angin utara menjelang barat
dan sedamai gemericik air di pegunungan

Tuhan Menangis

sang mentari melambaikan cahaya
bergemuruh angin menyambut pagi
alunan suara indah melantun indah
dari sudut sebuah desa kepedihan
seperti mengucap salam kematian

jarum jam enggan berjalan
menambah beban para pekerja
yang nyaris tak putus arang
demi penuhi mimpi di pagi hari


ilalang-ilalang adalah kau disana
merasa goyahnya tiupan angin
kasih putih dari ibunda
merasakan kerasnya kehidupan alam dunia

langit biru mencengkram cakrawala
bacakan ayat-ayat suci dari kitab para nabi
seolah memberi bukti
kesetian yang dianut sampai mati

tuhan hanya terdiam
menatap milyaran manusia
bagai buih dilautan bergejolak dan penuh riuh
seolah sibuk bagai pekerja
malaikat berlarian kesana kemari
memenuhi semua permintaan di doa_doa kaum usang
kaum yang memang sudah tersingkirkan sejak dari lahir

Demi Nama Cinta

tak pernah lagi aku dengar
suara gemericik air kalbu
semenjak kau buang aku ketempat yang jauh
jauh dari hatimu jauh dari jiwamu

aku memang sampah
bahkan aku mahluk tak berguna
hanya mencinta tak mempunyai harta
dan semua harta yang mewah

aku memang syetan
yang menelusuri semua relung jiwa mu
tak akan pernah satu bongkah pun
cinta yang tak ku beri padamu

kasih dengarlah janjiku
hari ini aku sampah dimatamu
dan hari ini aku menjijikan
biarlah itu aku adanya

tapi camkan baik-baik
kelak takkan ada gunung yg tak kudaki
dan takkan ada lagi laut yg aku selami
semua akan ku bawa di hadapanmu
dan kelak kau akan menangis pedih
bahkan sangat pedih hingga langit pun menangis
ketika kau tahu semua hanya untukmu