Photobucket
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Bertempur sampai Mati

 
Banyak anggapan bahwa Waffen-SS selalu menerima senjata paling mutakhir. Ada benarnya untuk beberapa kesatuan, namun tidak sepenuhnya. Perlu diingat bahwa industri militer Jerman baru berkembang kembali di pertengahan 1935. Sifat industrinya yang job order, minim basil tambang terlebih minyak bumi dan biji besi membuat basil produksi tidak memadai untuk kebutuhan militer. Bandingkan dengan Inggris (melalui koloni mereka), Amerika dan Rusia (Uni Soviet). Mayoritas divisi Jerman yang terbentuk adalah infanteri, benarbenar pejalan kaki atau naik sepeda, rantai perbekalan dan mobilitas artileri mayoritas di tarik kuda.
Sebagai contoh akibat industri yang job order dan minimnya hasil alam, produksi seluruh panzer Jerman (Panzer I, II dan III termasuk tank destroyer Jagdpanther, Hetzer) dari 1935 sampai April 1945, total produksi kisarannya 32.000. Bandingkan dengan Rusia yang kaya basil tambang dan minyak bumi. Produksi untuk satu jenis tank T-34 (tipe 76 A-F dan 85) saja yang mulai diproduksi 1940 sampai selesai PD II Mei 1945, sebanyak 46.000. Belum tank milik Amerika untuk jenis M4 Sherman yang diproduksi selama perang, 55.000 unit.
Tidaklah heran bila Wehrmacht selama perang sangat berhati-hati menyalurkan segala peralatan perangnya kepada unit-unit tempur. Prioritas senjata akan diberikan kepada kesatuan yang dianggap elit dan andalan, baik dari Heer maupun Waffen-SS.
Untuk Waffen-SS classic division seperti Leibstandarte, Das Reich, Totenkopf, Wiking, Hitlerjugend serta lainnya yang dianggap elit, memang diutamakan memperoleh senjata dan peralatan terbaru. Ini mulai dilakukan setelah paruh kedua PD II, pertengahan 1943.
Elit dan pengorbanan
Kategori elit dan kesatuan andalan, diterima setelah melalui rentang waktu dan pembuktian di medan tempur. Seperti dilakukan saat operasi di Polandia (Fall Weiss). Saat itu kesatuan Waffen-SS yang telah terbentuk justru dipandang sebelah mata oleh Heer dan sengaja disebar di bawah kesatuan Heer dan tidak diberikan tembakan perlindungan artileri.
FRONT TIMUR - Sampai Maret 1945, Jerman masih menggelar dua kali serangan besar ke Front Timur. Dan keduanya sangat bertumpu pada Waffen-SS. Pertempuran di Front Timur termasuk bagian yang jarang diketahui publik. Prajurit dari Handschar Division tengah menembakan hotizer GebH 40, salah satu meriam gunung terbaik yang pernah dibuat.
Setelah suksesnya operasi militer di Prancis (Fall Gelb) Juni 1940 dan Waffen-SS memberikan bukti, Hitler baru setuju membentuk divisi baru Waffen-SS. Desember 1940 terbentuk sebuah divisi kelima yaitu Wiking. Ini adalah kesatuan pertama yang langsung berbentuk divisi dan berisikan sukarelawan asing (freiwilligen) dari berbagai negara dengan perwira-perwira Jerman di awalnya. Mayoritas sukarelawan dari Denmark dan Norwegia, selain berisikan sukarelawan Belanda, Belgia, Swedia, Swiss dan Finlandia. Divisi Wiking sampai akhir perang disegani kawan maupun lawan.
Pembuktian selanjutnya Waff en-SS terjadi pada Operasi Strafe di Yugoslavia awal 1941. Lantas Operasi Marita di Yunani, Mei 1941. Selain aksi kesatuan, keandalan, keberanian dan inisiatif perorangan, personel Waffen-SS makin menonjol. Seperti aksi dan inisiatif perorangan
dari perwira muda yang dilakukan Fritz Klingenberg, Max Wiinsche, Kurt Meyer. Hal ini merupakan bukti bahwa program pendidikan, pelatihan dan pembentukan karakter di SS-Junkerschulen berhasil.
Ketangguhan dan keandalan divisi Waffen-SS makin terlihat saat Operasi Barbarossa. Lawan yang dihadapi Jerman jauh lebih kuat dengan perbandingan bisa mencapai 1:10. Dalam perbandingan jumlah tank tempur. Jerman yang menyerang hanya mengerahkan 3.350 panzer, sedangkan Rusia memiliki 23.000 tank di perbatasan yang berhadapan dengan kekuatan Jerman. Selain itu telah hadir di Front Timur medium tank Rusia T-34 yang tidak ada tandingannya di kubu Jerman dan heavy tank Rusia KV1 dan KV2 (kelas heavy tank belum dimiliki Jerman saat Barbarossa).
Namun keandalan blitzkrieg dengan manuver gigitan paruh kakak-tuanya di awal serangan ke Rusia masih teruii. Berbagai kantong kekuatan Rusia terbelah dan terisolasi, tawanan Rusia mencapai 3,3 juta serdadu selama tiga bulan serangan. Memasuki musim dingin 1941, serangan Jerman mandek. Selain faktor kekuatan lawan, faktor lainnya adalah tantangan alam, faktor produksi, bahan bakar dan jalur perbekalan yang makin memaniang.
Panzer pertama kali diberikan OKH pada 1942, ketika beberapa classic Division Waffen-SS di upgraded  dari divisi infantri kendaraan bermotor menjadi Panzergranadier Division. Panzer yang di OKH adalah PzKpfw III kaliber 75 mm yang umum dipakai Heer. jelas Panzer III yang dipakai awalnya oleh Waffen-SS tidak bisa ditandingkan dengan T-34, KV1 dan KV2 yang berkaliber 75 mm dengan armor lebih tebal, namun otak yang dipakai bukan otot.
Saat inisiatif serangan Jerman ke Rusia makin tersendat dan akhimya mandek, Waffen-SS dengan doktrin aggresion harus memendam sifat agresifnya dalam menyerang clan menerapkan pertahanan. Terlebih setelah kegagalan Jerman melalui operasi musim panasnya Agustus 1942 yang gagal merebut sumur-sumur minyak Rusia di Kaukasus dan mengurung Moskow melalui Stalingrad. 6.Armee (AD ke 6) menyerah Februari 1943 karena terjebak kekuatan lawan yang sepuluh kali lebih besar.
Heeresgruppe Mitte (Army Group Center) di bawah komando Generalfeldmarschall Gunther von Kluge sebagai andalan Wehrmacht di Front Timur terpaksa mundur ratusan kilometer dengan kota Kharkov sebagai pusatnya dan direbut kembali oleh Rusia. Apabila serangan Rusia tidak dihentikan, pasukan Jerman akan terbelah dua dan tidak terselamatkan di front pertempuran yang begitu luas.
Komandan Heeresgruppe Siid (Army Group South) yaitu Generalfeldmarschall Eric von Manstein, melihat adanya peluang menghentikan serangan sekaligus memasang perangkap. Manstein untuk urusan ini lebih percaya pada kemampuan Waffen-SS daripada Heer lainnya walaupun elit. Manstein memerintahkan Josef Dietrich memimpin serangan balik dengan empat divisi Waffen-SS yang ada. Hasilnya pada 15 Maret 1943, divisi-divisi Waffen-SS merebut kembali Kharkov dan mematahkan seluruh serangan air bah Rusia.
Dengan keberhasilan ini, Manstein bersama Himmler dan Guderian yang saat itu menjabat sebagai Generalinspekteur der Panzertruppen, membujuk Hitler untuk membentuk lebih banyak divisi Waffen-SS dan upgraded divisi yang ada dari SS-Panzergrenadier Division menjadi SS-Panzer Division. Yaitu untuk Leibstandarte, Das Reichs, Totenkopf dan Wiking.
Format Panzer Division dari Waffen-SS idisebutkan disini setelah munculnya Panther di medan tempur pertengahan 1943)  adalah sama dengan Heer. Setiap divisi panzer memiliki satu resimen panzer terdiri dari dua batalion. Satu batalion diperkuat Panzerkampfwagen IV (Mark IV) dan satu batalion dengan Panzerkampfwagen V (Panther). Ini ketetapan tertulis saja.

 
Rombongan Waffen-SS diatas tank yang membawa senapan Kar 98k dengan pelontar granat Schiessbecker.
Karena faktor produksi Jerman sendiri, mayoritas batalion panzer didukung Mark IV yang lebih murah ongkos produksinya. Sedangkan di Heer terdapat dua panzer division. Elitnya adalah Grobdeutschland dan Clausewitz. Di dalam resimen panzernya terdapat tiga batalion panzer dengan dua batalion terisi Panther.
Walaupun senang dengan perkembangan yang ada, Hitler tetap waspada untuk tidak menimbulkan friksi tajam antara SS dan Wehrmacht. Fuhrer tetap mempertahankan jumlah kesatuan Waffen-SS tidak sampai melebihi 10 persen dari total keseluruhan AD Jerman.
Buktinya dapat dilihat Maret 1943. Hitler menyetujui terbentuknya divisi panzer Hitlerjugend dan divisi pasukan gunung ketiga (Gebirgs Division) yaitu Handschar (Hanjar = pedang) dengan nomor urut masing-masing 12 dan 13 dari 38 kesatuan dengan format divisi yang terbentuk sampai PD II selesai.
Paruh kedua PD II, setelah mendaratnya sekutu di Normandia dan Rusia melakukan serangan air bah dengan kekuatan tidak ada tandingannya pada 22 Juni 1944, Jerman telah benar-benar dalam posisi bertahan. Kesatuan Waffen-SS bertarung di segala front, dirotasi dan sebagai palang pintu utama saat kesatuan Heer lainnya sedang mundur atau sebagai ujung tombak bila melakukan serangan balik.
Seluruh division (kecuali satu divisi) dan kesatuan Waffen-SS yang terbentuk, pernah merasakan dahsyatnya pertempuran di Front Timur. Front Timur adalah sebenarbenarnya pertempuran selama PD II. Dari 360 divisi Jerman dan sekutunya (termasuk Waffen-SS) yang pernah terbentuk, 65 persen kekuatannya terserap di Front Timur. Medan pertempuran terbentang dari barattimur (Berlin-Moskow) sepanjanglebih dani 1.600 km dan utara-selatan (Leningrad-Laut Hitam/Kaukasus) sepanjang lebih dari 2.000 km.
Sedangkan penggambaran Hollywood movies atau literatur barat yang bercerita dari satu sisi, lebih memperlihatkan dahsyat dan pentingnya Front Barat dan sedikit penggambaran sesungguhnva yang terjadi di Front Timur. Serangan Jerman terakhir di Front Barat yang dimulai 16 Desember 1944. Wacht Am Rhein atau dikenal Battle of the Bulge. Operasi ini selalu tergambar sebagai serangan terakhir Jerman yang dahsyat. Padahal Jerman hanya menyerang dengan kekuatan terseok-seok 400.000 serdadu dan 800 panzer. Bandingkan dengan Operasi Fall Weiss September 1939. Kekuatan menyerangnya terdiri dari 1,5 juta serdadu dan 2.800 panzer. Sedangkan sekutu di sektor Ardennes menempatkan 700.000 serdadu dengan sekitar 6.000 tank.
Februari dan Maret 1945, Jerman melakukan dua kali operasi serangan. Ujung tombak serangan kembali bertumpu pada Waffen-SS yaitu Suwind dan Fruhlingserwachasen dengan kekuatan jauh lebih besar dari Battle of the Bulge. Lawan juga memiliki kekuatan lebih besar. Namun kenyataan sejarah ini jarang diketahui publik.