jika aku harus memilih
aku akan memilih untuk diam
diam bagiku bukanlah emas atau berlian
diamku hanyalah hembusan udara yang melintang
hidup itu bagai irama musik klasik
mengalun pedih isyaratkan kesedihan yang sedang mengalir
bukan tanpa sebab badai menerjang karang dilautan
tapi riuh gelombang yang mengajaknya menari-nari diatas karang
kini malam menerjang kesunyian
tersenyum para malaikat kecil yang sedang menari
aku terenyuh dalam tatapan nanar diluar nalar
menyalin kata demi kata demi cipta dan cinta
aku mungkin kelak mati
tapi tidak tulisan-tulisan ini
meski tak berarti banyak tapi cukuplah untuk dikenang
selama masih ada yg membaca kata-kata ini
aku akan terus hidup,hidup melewati semua
ruang,waktu,dan takdir
aku bukan siapa-siapa
jika bukan karena sang maha lahirkanku kedunia
aku ini sampah dari puink-puink kelemahan
bukan pujangga dan bukan pula penyair
bukan Nabi apalagi seorang Wali
aku ingin mati dalam kenangan kehidupan
kehidupan yang berhembus membawa angin-angin syurga